Apakah kamu termasuk Humble Bragging?

 Apa sih Humble bragging itu?

Secara harfiah, "humble bragging" adalah gabungan dari dua kata, yaitu "humble" yang berarti merendahkan diri atau bersikap rendah hati, dan "bragging" yang berarti menyombongkan diri atau membanggakan diri. Jadi, secara harfiah, humble bragging mengacu pada perilaku di mana seseorang mencoba untuk merendahkan diri mereka sendiri namun sebenarnya sedang mencoba untuk menunjukkan prestasi atau keberhasilan mereka. 

Biasanya, orang yang melakukan humble bragging adalah mereka yang pamer namun tidak ingin terkesan sedang menyombongkan sesuatu. Istilah lainnya adalah merendahkan diri untuk meroket. 

Menurut kamus, "humble bragging" adalah tindakan seseorang yang menyombongkan diri atau menunjukkan prestasi mereka, tetapi dengan cara yang seolah-olah merendahkan diri atau mengeluhkan sesuatu. Ini menciptakan kesan palsu dari rasa rendah hati namun sebenarnya berusaha untuk menonjolkan diri.


 


Humble bragging tuh sebenernya bisa muncul dari mana aja, mulai dari obrolan di medsos sampai percakapan di kantor bahkan di lingkungan sekolah. 

Misalnya, kamu pernah lihat teman yang posting foto liburan mewah sambil bilang, "Beruntung banget bisa healing dari kerjaan sebentar, nih!" Itu contoh tipikal humble bragging, kan? Bisa juga terjadi di obrolan sehari-hari, misalnya temen yang bilang, "Wah, gue lagi sibuk banget deh, gak ada waktu buat nongkrong." Nah, sebenernya dia nyoba nunjukin kalo dia pekerja keras, tapi dengan memperlihatian kerendahan hati tapi aslinya mah bukan. 

Humble bragging itu nggak cuma soal sosial media atau di kantor aja, tapi juga bisa terjadi di acara kondangan, komunitas online, atau tongkrongan. 

Humble bragging dapat menciptakan ketidaknyamanan sosial dan menimbulkan persepsi negatif terhadap orang yang melakukannya. Saranku, lebih baik berbicara dengan jujur ​​tentang pencapaian atau pengalaman tanpa perlu menambahkan kata-kata merendahkan diri atau keluhan yang tidak relevan. Dan bersikaplah rendah hati dalam prestasi kalian tanpa perlu menyoroti kekurangan atau kesulitan yang tidak perlu.

Tentu, berikut adalah kalimat yang lebih santai dan tepat sasaran:


1. Saat ditanya tentang presentasi dalam rapat:

   Jawaban yang tepat: "Presentasinya lancar tadi, dan saya bisa nyampaikan informasi dengan jelas ke tim. Makasih dukungannya, ya!"

   Jawaban yang harus dihindari: "Presentasinya lancar, tapi sebenarnya aku agak grogi sih dan takut salah jawab gitu!. Tapi untungnya bisa diatasi."

2. Ketika mendapat pujian atas hasil kerja keras:

   Jawaban yang tepat: "Terima kasih, aku bangga banget dengan hasil kerja keras tim kami!"

   Jawaban yang perlu dihindari: "Bener-bener capek ngerjain proyek ini, tapi untungnya selesai juga."

3. Saat ditanya tentang perjalanan liburan:

   Jawaban yang tepat: "Liburannya keren banget! Seneng banget bisa explore tempat-tempat keren di destinasi itu."

   Jawaban yang harus dihindari: "Liburannya seru sih, tapi berasa bersalah ninggalin kerjaan."


Selain kehidupan sosial dan karier, humble bragging juga dapat mempengaruhi hubungan personal dan kesehatan mental seseorang. Dalam hubungan personal, humble bragging dapat menyebabkan ketidakjujuran dan kerenggangan hubungan. Misalnya, seseorang mungkin menggunakan humble bragging dalam percakapan dengan teman atau pasangan untu menonjolkan diri mereka sendiri sehingga membuat orang lain merasa tidak sebanding. Tentu hal ini akan merusak hubungan karena orang lain mungkin merasa tidak pernah dihargai atau merasa seperti mereka selalu dibuat merasa harus berkompetisi dalam percakapan.

Dari segi kesehatan mental, menggunakan humble bragging secara terus-menerus dapat menciptakan ketegangan internal dan perasaan tidak puas. 

Orang yang sering menggunakan humble bragging mungkin merasa perlu terus-menerus untuk memvalidasi diri mereka kepada orang lain, yang akhirnya dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Selain itu, menggantungkan diri pada pengakuan eksternal juga dapat memengaruhi harga diri seseorang.


Untuk mengatasi dampak negatif humble bragging, penting untuk berkomunikasi secara jujur ​​dan terbuka dengan orang lain tanpa perlu berbohong dan merendahkan diri.

Menghargai pencapaian dan pengalaman tanpa perlu menunjukkan superioritas atau membandingkan diri dengan orang lain dapat membantu membangun hubungan yang tidak toxic dan menciptakan rasa damai yang sebagaimana seharusnya ada. 

Apakah pelaku Humble bragging sadar dengan hal yang mereka lakukan? Atau kenapa ada orang yang tidak sadar kalau mereka adalah tipe orang yang humble bragging? 

Faktanya beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa perilaku atau cara mereka berbicara tergolong sebagai humble bragging. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya kesadaran diri, kebiasaan komunikasi yang sudah tertanam, atau kurangnya pemahaman tentang bagaimana perilaku mereka dapat dipandang oleh orang lain.


Apa saja kejelasan dari faktor-faktor tersebut? 

1. Kurangnya Kesadaran:

Beberapa orang mungkin nggak sadar kalau mereka lagi humble bragging karena bisa aja mereka nggak sadar bagaimana pandangan orang lain terhadap perilaku mereka. Mereka mungkin pikir mereka cuma cerita biasa atau mau nunjukin kebaikan hati.

2. Pansos:

Ada juga yang humble bragging karena lingkungannya mungkin terbiasa dengan memamerkan kesuksesan. Jadi, mereka cerita pencapaian mereka tanpa sadar pandangan orang lain mengenai mereka.

3. Pengen Dapat Dukungan: 

Ada juga yang humble bragging karena pengen dilihat atau diakui oleh orang lain. Mereka mungkin nggak merasa cukup percaya diri, jadi mereka cerita hal-hal yang bikin mereka keliatan keren.

4. Kurang Sensitif: 

Beberapa orang juga nggak peka sama reaksi orang lain terhadap cerita mereka. Mereka nggak sadar kalau orang lain nggak nyaman atau nggak setuju sama pandangan mereka.

5. Kebiasaan Ngomong: 

Buat beberapa orang, humble bragging sudah jadi kebiasaan dalam ngomong. Mereka terbiasa menunjukkan prestasi atau hal-hal yang mereka banggain tanpa mikirin gimana pandangan orang terhadap mereka. 


Jadi, itulah beberapa alasan kenapa beberapa orang bisa tanpa sadar sedang humble bragging. Yang terpenting, kesadaran diri dan empati kita terhadap perasaan orang lain bisa menghindari perilaku atau sikap kita seperti itu.


Namun, jangan lupa beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa cara mereka berbicara atau berbagi pencapaian terkadang terdengar seperti upaya untuk menyombongkan diri atau mencari validasi dari orang lain. Mereka mungkin memang hanya berusaha untuk berbagi pengalaman mereka tanpa memiliki niat yang buruk. Ini mungkin untuk tipe orang yang polos. Untuk mengatasi ini mereka harus meningkatkan kesadaran diri terhadap cara komunikasi mereka agar tidak kelihatan toxic. 

 

Jadi, gimana? Apakah kamu atau orang sekitarmu termasuk tipe orang yang humble bragging? 


Postingan Populer